Selasa, 07 Maret 2017

Kemuliaan Manusia : Terletak pada akalnya?

KEMULIAAN MANUSIA: Terletak pada Akalnya?

Oleh : Abah Malikun
(Pengasuh Ponpes Al Adzkar)


     1.       Pendahuluan

           Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia. Kemuliaan manusia terletak pada bentuk fisik yang paling bagus dibanding yang lain.[1] Coba saja kita bandingkan diri kita dengan hewan misalnya. Tentu saja kita (manusia) paling bagus. Oleh karena itulah, kata ‘cantik’ dan ‘tampan’ hanya pantas diperuntukkan kepada manusia.

 Kemuliaan manusia yang lain berupa karakter yang adil, keseimbangan ketika berdiri, kecerdikan akalnya, kepahaman dalam ucapan dan berisyarat serta tulisan, petunjuk terhadap berbagai pekerjaan dan tempat tinggal, serta keahlian dalam mengelola bumi.

 Betulkah semua manusia menyadari kemuliaan tersebut? Keindahan bentuk yang telah dikaruniakan oleh Allah akan sirna manakala manusia tidak mengisinya dengan iman dan perbuatan yang baik.[2] Lalu di mana letak kemuliaan manusia tersebut? Tulisan ini akan memaparkan kemuliaan manusia dari segi akalnya.

     2.       Kemuliaan Manusia secara Umum

Dalam al Quran Allah telah menyatakan bahwa manusia itu makhluk yang dimuliakan berupa kesempurnaan bentuk, karunia rezeki yang baik, alat transportasi daratan-lautan-udara. Dalam Quran surat al Isra ayat 70, Alah telah berfirman (yang artinya),

"Dan sungguh kami telah muliakan anak cucu Adam, dan kami angkut mereka di darat dan dilaut, dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan kami lebihkan mereka diatas banyak makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan sempurna"

Manusia adalah mahluk yang sempurna, dibandingkan dengan mahluk yang lain. Manusia terdiri dari dua unsur penciptaan, yaitu bumi (tanah) dan langit (ruh).Tentu saja kesempurnaan itu karena dibandingkan dengan makhluk juga, beda dengan Malaikat (cahaya) dan jin (api) saja.

            Ke mana pun manusia bepergian sekarang ini alat transportasi semakin canggih. Mau cepat, biasa, atau santai semuanya tersedia. Jarak jauh bukanlah hambatan bagi manusia untuk melakukan perjalanan. Sebagai contoh, jamaah haji Indonesia hanya membutuhkan kira-kira 12 jam untuk sampai ke tanah suci. Begitu pula untuk pergi ke nagara lain yang amat jauh pun manusia tidak mengalami kesulitan. Bukankah ini adalah karunia dari Allah?

 Begitu pula makanan dan minuman yang dinikmati manusia. Tidak saja rupanya yang beraneka kemasan, lezat rasanya, tetapi juga bernilai gizi yang tinggi. Manusia dibimbing oleh Allah untuk menciptakan beraneka makanan dan minuman yang berkualitas tinggi. Sekedar contoh saja, air mineral dengan teknologi tinggi diolah menjadi air yang segar dan berguna bagi kesehatan tubuh terutama organ ginjal.

      3.       Kemuliaan Manusia karena Akalnya

Termasuk dari kesempurnaan manusia adalah dengan adanya akal dan jiwa. Nurani dan nafsu bertumpu pada keduanya.

Diriwayatkan, sesungguhnya 'Amr bin Ka'ab dan Abu Huroiroh r.a. Mereka berdua menjumpai Rosulullah di rumah Beliau, kemudian mereka bertanya:ya Rosulullah, siapa yang paling mengetahui manusia? Orang berakal. Siapa lebih utamanya manusia? Orang berakal. Rosulullah melanjutkan, segala sesuatu ada tandanya, tanda orang mu'min akal, dan setiap kaum ada pemimpin, sedangkan pemimpin mu'min adl akal, dan setiap kaum ada puncaknya yaitu akal.[3]

           Akal merupakan tanda kemanusiaan yang paling menonjol. Dengan akalnya, manusia bisa bertahan berdiri sebagai manusia yang diunggulkan oleh Allah. Tanpa akal, manusia tidak ada artinya sama sekali. Lalu, akal yang bagaimana yang dimaksudkan diatas?

Dari.'Aisyah r.a, beliau berkata, "Akal terdiri dr 10 juz (bentuk), 5 dhahiriyah dan 5 bathiniyah. Adapun yang  dhahiriyah: 1. Shumtu (diam), Rosulullah bersabda: "Barang siapa yang diam maka dia selamat" "Barang siapa yang banyak bicara maka banyak salahnya".2. Hilm (sabar+bijaksana).3. Tawadhu' (rendah hati), Rosulullah bersabda; "Barang siapa yang rendah hati maka Allah mengangkat derajatnya, dan barang siapa yang sombong maka Allah akan menjadikannya rendah diri".4. Amar ma'ruf Nahi mungkar (menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran), tentu ini harus dimulai kepada diri sendiri.5.'Amal sholeh (pekerjaan baik) sesuai tuntunan syari'at.Adapun yang bathiniyah;1. Tafakur (berpikir)2. Ibrah (Mengambil pelajaran) 3. Ta’zhimudz dzunuub (Memandang dosa sbg perkara besar) 4. Khauf minallah (Takut kepada Allah) 5.Tahqirun Nafsi watadhliluha (Rendah hati).[4]

Dengan akal manusia bisa mencapai derajat yang sangat tinggi, dengan akal juga manusia bisa berada di jurang kehancuran paling dalam.Oleh karenanya, Allah menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka bumi. Bukan malaikat yang bertugas monoton atau iblis yang cuma menghancurkan. Bahkan malaikat iri pada manusia ,tetapi mereka tidak dengki. Berbeda halnya dengan iblis yang mengikutsertakan dengki dalam irinya.[5]

            Kekhalifahan manusia di muka bumi merupakan pertanda bahwa manusia dengan akalnya bisa mengelola bumi, bisa memimpin manusia lain, dan tentu saja bisa dipimpin yang lain. Akal inilah yang sepanjang peradaban manusia yang mampu menjamin eksistensi kemanusiaan itu sendiri.

            Akal manusia akan menghasilkan pikir dan zikir. Keduanya ini yang mampu memberi pencerahan katika nafsu dan sahwat manusia bergejolak. Dengan pikir dan zikir, kejolak nafsu dan sahwat manusia akan reda dengan sendirinya. Pikir dan zikir itulah yang mampu menempatkan manusia pada posisi yang paling bergengsi di sisi Allah dan manusia lain.

            Pikir mampu mendapatkan ilmu pengetahuan yang memberi cahaya bagi jalannya akal. Zikir akan menangkan akalnya sehingga akal bisa terang dan tenang. Jika akal terang dan tenang, manusia mampu mengendalikan nafsu dan sahwatnya.
      4.       Penutup

          Allah telah memuliakan manusia berupa kesempurnaan bentuk, transportasi dalam bepergian, rezeki yang baik.Kemulian manusia yang paling utama adalah karena akalnya. Karena akalnya itulah manusia dijadikan khalifah di muka bumi. Wallahu a’lam bish shawab.




[1] Dalam al Quran surat at Tin ayat 4 dinyatakan ,”Sungguh telah Kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk”.
[2] Dalam al Quran surat at Tin ayat 5-6 dinyatakan,”Kemudian Kami kembalikan mereka ke tempat yang paling rendah,kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih....”
[3] Hadits ini penulis kutib dari Kitab Duratun Nashihin hlm. 118-121
[4] Ibid
[5] Kisah mengenai Adam a.s., Malaikat dan Iblis dapat dibaca dalam al Quran, 2: 30-33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PPDB MTs AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MTs  AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025   VISI MTs AL ADZKAR:  Terbentuknya anak shalih yan sehat, cerdas dan t...