Rabu, 21 Februari 2018

Revolusi Mental


REVOLUSI MENTAL ITU BERNAMA HIJRAH
(Oleh : Abah Malikun)


1.      Pendahuluan

Pada tanggal 20 oktober 2014 yang lalu, pada saat acara ‘Syukuran Rakyat’ Grup Slank menyatakan bahwa Revolusi Mental ( yang menjadi jargon kampanye Jokowi-Jk ) itu bernama Hjirah. Pernyataan ini merupakan gerakan moral untuk mengubah kondisi yang stagnan menjadi kondisi yang lebih baik secara cepat. Apa yang dimaksud ‘revolusi mental’ ? Apa pula itu ‘hijrah’ ? Adakah korelasi antara revolusi mental dan hijrah?

Tulisan ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan poin-poin bahasan yang meliputi revolusi mental, hijrah, dan korelasi keduanya.


2.      Revolusi Mental : Sebuah Keniscayaan

Revolusi merupakan perubahan yang besar dan mendasar di suatu bidang.[1] Sedangkan mental berarti batin dan watak manusia.[2] Dengan demikian, revolusi mental adalah perubahan yang besar dan mendasar untuk membuat batin dan watak manusia menjadi lebih baik.

Perubahan tersebut meliputi tiga dimensi yaitu sehat, cerdas, dan berkepribadian.[3] Sehat bisa terwujud jika ada pelayanan kesehatan yang murah, terjangkau untuk golongan rakyat miskin, dan memuaskan. Cerdas bisa diraih jika pendidikan merata, murah, dan bermutu. Berkepribadian dapat dicapai jika ada pendidikan karakter pada setiap level.

Revolusi mental yang menjadi jargon kampanye Jokowi-Jk dinilai Fahri Hamzah,politikus PKS, sebagai ‘gerakan kiri’.[4] Pendapat ini dibantah oleh Bahtiar Alam dengan mengemukakan pendapatnya bahwa revolusi mental merupakan benang merah yang menghubungkan pemikiran Mahatma Gandhi, Gus Dur, dan Jokowi. Revolusi mental berarti gerakan moral untuk memperbaiki kehidupan berbangsa berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan universal.[5] Pendapat lain mengatakan bahwa revolusi mental itu mengagetkan, diperlukan kerja keras.[6] Oleh sebab itu, dalam pidato kenegaraan yang pertama setelah mengucapakan sumpah sebagai presiden RI ke-7, Jokowi menegaskan bahwa cita-cita pemerintahannya ( revolusi mental-pen. ) dapat dicapai dengan bekerja, bekerja, bekerja, dan gotong royong.

3.      Hijrah: Sebuah Kewajiban

Hijrah adalah perpindahan/migrasi Nabi SAW dan para pengikutnya dari Mekah ke Madinah pada tahun 611 M.[7] Migrasi ini dapat disebut sebagai hijrah jika memenuhi dua syarat yaitu, sesuatu yang ditinggalkan dan sesuatu yang dituju.

Jika dilakukan dengan dasar iman dan disertai kegiatan jihad/dakwah, hijrah ini akan mendapat rahmat dari Allah dan ampunan bagi pelakunya.[8] Di sinilah muncul hukum bahwa hijrah adalah wajib. Ayat lain menjelaskan bahwa orang yang berhijrah dan berjihad merupakan golongan umat Muhammad SAW tanpa memandang kerabat Nabi atau bukan.[9] Di samping itu, 0rang yang berhijrah [=muhajirin] dan berjihad [=mujahid] baik dengan harta maupun harta Allah menjanjikan derajat yang tinggi dan kemenangan.[10]

Dari uraian di atas, nampaklah bahwa tujuan hijrah adalah kecintaan, kasih sayang, ampunan dari Allah, predikat umat Muhammad yang salih, derajat yang tinggi, dan kemenangan. Tujuan yang sangat mulia ini menjadi harapan semua pihak untuk segera berhijrah.

Hijrah dapat dibagi menjadi dua, yaitu makaniyah dan maknawiyah.[11] Hijrah makniyah berarti hijrah dari tempat yang lama menuju ke tempat yang baru seperti Hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah. Hijrah maknawiyah merupakan proses perubahan mendasar dari nilai-nilai yang mengalami stagnan menuju nilai-nilai yang agung baik dalam pandangan Allah Dzat Yang Maha Menilai Amal maupun manusia si pemakai nilai-nilai tersebut.

Hijrah maknawiyah mencakup i’tiqadiyah, fikriyah, dan syu’uriyah. Hijrah i’tiqadiyah berarti perubahan besar [=revolusi] dalam hal akidah atau kepercayaan. Hal-hal yang harus ditinggalkan dalam hal akidah ini meliputi kekafiran, kemunafikan, keraguan, dan kesuuzhanan terhadap Allah, Rasul, dan hal-hal lain yang harus diyakini adanya. Revolusi mental yang dituju adalah keimanan yang kokoh disertai husnuzhan kepada Allah dan Rasur serta hal-hal lain yang wajib diyakini adanya.

Hijrah fikriyah adalah reolusi yang mengarahkan pemikiran dari pola pikir negatip [ negative thinking ] ke pola pemikiran yang positip [ positive thingking ], dari pola pikir konservatif ke pola pikir modern, dari pola pikir jahiliyah ke pola pikir ISLAMI, dari pola pikir statis ke pola pikir dinamis, dan dari pola pikir materialistis ke pola pikir religius.

Hijrah syu’uriyah merupakan revolusi dalam bidang budaya. Revolusi ini meliputi seni, kreasi, kebiasaan, mental dan akhlak. Revolusi seni berawal dari seni hidonis menuju seni yang menjunjung nilai-nilai kemanusian yang tinggi. Penyanyi dangdut tidak perlu lagi dengan pakaian dan joget yang mengundang syahwat. Syairnya pun harus berisi nilai kemanusian yang universal bukan sekedar menghibur halayak.

Kebiasaan dan kreasi juga harus berevolusi menuju kebiasaan dan kreasi yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan yang utuh. Mental yang sudah mengalami revolusi adalah mental melayani bukan minta dilayani, bekerja secara frofesional bukan bekerja yang berorientasi upah semata.Revolusi akhlak merupakan perubahan akhlak yang rendah menuju akhlakul karimah [ akhlak yang mulia ].

4.      Korelasi Revolusi Mental dengan Hijrah
Uraian di atas telah menjelaskan bahwa hijrah maknawiyah hanya bisa dilakukan dengan revolusi mental. Sedang revolusi mental merupakan metode untuk melaksanakan hijrah maknawiyah. Dengan demikian, korelasi antara revolusi mental dan hijrah adalah revolusi mental merupakan cara untuk malakukan hijrah.

Dalam hal ini, jika revolusi mental yang menjadi jargon pemerintahan Jokowi-JK dilakukan dengan dasar iman dan disertai niat jihad bisa disebut hijrah seperti yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Hal ini diungkapkan oleh Nabi Hud a.s.,”Inni Muhajirun ilallah”  [= Sesungguhnya aku hijrah kepada Allah ]. Tentunya revolusi mental akan berhasil jika didukung oleh seluruh komponen bangsa ini.

5.      Penutup

Antara revolusi mental dan hijrah terdapat korelasi yang saling mendukung untuk mewujudkan cita-cita yang agung dalam membangun kemandirian bangsa Indonesia juga untuk menciptakan sistem dakwah Islamiyah yang sangat efektif.Wallahu a’lam.



[1] Meity Taqdir Qadratillah, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, ( Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan, 2011 ) hlm. 455
[2] Ibid hlm. 314
[3] Dimensi ini dikuti dari visi dan misi Jokowi-Jk pada saat kampanye.
[4] WWW.Trubunnews.com yang diunduh tanggal 26 Oktober 2014
[5] Liputan6 com. Yang diunduh tanggal 26 Oktober 2014
[6] Anis  Baswedan dalam www.Tribunnews.com. diunduh tanggal 26 Oktober 2014
[7] Wikipedia yang diunduh tanggal 26 Oktober 2014
[8] Q.S. Al Baqoroh [ 2 ] : 218
[9] Q.S. Al Anfal [ 8 ] : 75
[10] Q.S. At Taubah [ 9 ] : 20
[11] Pendapat ini dikemuka oleh Drs.H.Dedih Surana, M.Ag. dalam artikel “Substansi Hijrah dalam Kehidupan Seorang Muslim” yang diterbitkan dalam unisba ac. Id. Yang diunduh tanggal 26 Oktober 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PPDB MTs AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MTs  AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025   VISI MTs AL ADZKAR:  Terbentuknya anak shalih yan sehat, cerdas dan t...