Menakar Bahaya Fitnah
Oleh : Abah Malikun
1. Pendahuluan
Dalam kenyataan sehari-hari,
fitnah dapat sangat merugikan semua sendi kehidupan. Di masyarakat, fitnah
menyebabkan rusaknya keharmonisan dan ketentraman lingkungan. Dalam
perpolitikan, fitnah dapat menjatuhkan lawan politiknya. Begitu pula, dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, kesatuan dan persatuan akan rontok karena
fitnah ini.
Ungkapan ‘fitnah itu lebih kejam
dari pembunuhan’[1]
menjadi terbukti karena orang yang difitnah dapat mendekam dipenjara tanpa
berbuat kesalahan nyata. Efek lain dari fitnah adalah orang yang difitnah akan
dikucilkan dalam kehidupan bermasyarakat, terkena teror yang tidak ada
habis-habisnya, bahkan ancaman pembunuhan bisa saja menjadi kenyataan.
Lalu, apa itu fitnah? Bagaimana
pula bahayanya? Tulisan ini mencoba mendeskripsikan bagaimana menakar bahaya
fitnah yang dimulai dengan definisinya.
2. Definisi Fitnah
Fitnah merupakan perkataan yang
yang bermaksud menjelekkan orang lain (yang difitnah).[2] Definisi tersebut
menekankan bahwa fitnah berupa perbuatan lisan yang berisi berita buruk tentang
seseorang yang memiliki tendensi agar orang yang dijelekkan menjadi tersiar.
Wujud fitnah juga dapat berupa
menyebarkan perbuatan keji orang lain agar tersiar padahal perbuatan keji
tersebut tidak pernah terjadi.[3] Perbuatan lisan ini jelas
mengada-ada kebohongan orang lain untuk membunuh karakter sehingga sebesar apapun
kebaikannya tidak akan nampak sedikitpun.[4] Orang memandang yang
difitnah dengan pandangan sinis.
Dilihat dari perilaku pemfitnah
(orang yang memfitnah), fitnah pada hakikatnya menyerupai ghibah
(menggunjing).[5]
Itulah sebabnya memfitnah sama saja dengan makan daging bangkai saudara
sendiri. Yang lebih parah, fitnah menyakiti saudaranya tanpa kesalahan yang
diperbuatnya.[6]
Allah SWT berfirman (yang artinya),
“Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan
teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.[7]
Bila kita mendengar dari orang
lain, segala ucapan itu kita terima dengan telinga, bukan dengan lidah
(ucapan). Berita-berita itu menyebar luas dari telinga ke telinga seolah keluar
dari mulut ke mulut. Hati adalah yang menentukan apakah semua berita yang di
dengar itu adalah benar atau salah. Allah SWT berfirman9 yang artinya),
“Kamu katakan dengan mulutmu apa yang
tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan
saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar”[8]
Selanjutnya, perbuatan fitnah akan
diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT mengenai panca indera kita di
akhirat. Dalam hal ini, Allah telah berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh
wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka
kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka adzab yang besar, pada hari
(ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa
yang dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu, Allah akan memberi mereka balasan
yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka, bahwa Allah-lah Yang
Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya).”[9]
3.
Bahaya Fitnah
Fitnah itu hukumnya sangat berat,
lebih berat daripada ketidaktaatan atau dosa besar sebab fitnah itu sendiri
berbahaya. Adapun bahaya fitnah itu antara lain sebagai berikut: Pertama,
fitnah menimbulkan kesengsaraan. Oleh sebab berita yang disebarkan tidaklah
benar, fitnah sangat merugikan terutama bagi orang yang difitnah dan bisa jadi
harga dirinya hancur di mata masyarakat dan menjadi bahan cemoohan. Sedangkan
bagi yang memfitnah sendiri tidak akan lagi bisa dipercaya dan setiap orang
pasti akan menjauhinya.
Bahaya fitnah kedua
adalah menimbulkan keresehan di tengah-tengah masyarakat. Oleh sebab fitnah
yang disebarkan masyarkat jadi tidak tenang karena takut. Misalnya, ada yang
difitnah menjadi pencuri, pastinya orang akan takut jika suatu saat mereka akan
jadi korban.
Ketiganya adalah bisa memecah kebersamaan dan tali silaturrahmi.
Satu fitnah bisa menghancurkan satu bangsa karena satu fitnah saja bisa
menimbulkan berbagai masalah yang akhirnya bisa menjadi seperti lingkaran setan
(masalah yang tiada akhir). Tali silaturahmi yang selalu kita jaga bisa pudar
bahkan hancur oleh fitnah ini. Fitnah umumnya dilatarbelakangi ketidaksukaan
atau kebenciaan terhadap orang lain, tidak menutup kemungkinan turut
membangkitkan niatan jahat berbuat kriminal yang dapat mencelakai orang lain.
Bahaya yang keempat
adalah merugikan orang lain. Sudah sangat jelas bahwa fitnah banyak memberikan
korbannya kerugian, mulai dari fisik, psikis, sampai harta benda dan keluarga.
Yang paling menyakitkan adalah hancurnya harga diri karena pada dasarnya setiap
manusia pasti ingin dihargai di mata manusia lainnya.
Kelimanya adalah pelaku
fitnah menjadi munafik dan tidak akan masuk surga. Ciri-ciri orang munafik
yakni; bicaranya dusta, ketika diberi kepercayaan justru mengkhianatinya, dan
melanggar janji. Fitnah merupakan salah satu dosa besar yang menjadi penghalang
seorang muslim masuk surga. Akibat dari perbuatan fitnah sendiri akan menjadi
tanggungannya seumur hidup yang apabila tidak segera bertaubat maka neraka lah
ancamannya.[10]
4.
Penutup
Bahaya fitnah sangat
besar baik bagi pelaku maupun yang difitnah. Bagi pelaku, fitnah merupakan
perbuatan nifak yang diancam dengan siksa neraka. Sedangkan bagi yang menjadi
sasaran, fitnah bisa membunuh karakternya dan teraniaya di tengah-tengah
masyarakat. Wallahu a’lam bishshawab.
[1] Q.S.Al Baqoroh: 217
[2] Tim Ganeca, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”, Bandung: Penebar
Ilmu, 2008 hlm. 117
[3] Baca Quran Surat An Nur: 19
[4] Q.S. al Ahzab: 58
[5]Q.S. al Hujurat: 12
[6] Q.S.al Ahzab: 58
[7] Q.S. al Hujurat: 6
[8] Q.S. An Nur:15
[9] Q.S. an Nur:23-25
[10] Disarikan dari H.R. Bukhari dan Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar