HIKMAH KURBAN
Oleh : Abah Malikun
(Pengasuh Ponpes Al Adzkar Pucang Gading)
1.
Pendahuluan
Kurban merupakan ibadah sunah yang
memiliki nilai historis karena bersumber dari kisah ketaatan sorang ayah kepada
Tuhannya ( Ayahanda Ibrahim a.s.) dan keshalihan anak terhadap orang tuannya (
( Ananda Ismail a.s. ). Seorang ayah sudah semesatinya menunjukkan
keteladanannya di hadapan anak-anaknya perihal ibadahnya kepada Allah SWT.
Begitu pula anak, sudah pasti bertingkah laku yang mencerminkan kashalihan
orang tuannya.
Keridhaan Allah terhadap kedua hamba-Nya
tersebut berbuah kurban yang sekarang menjadi syariat Rasulullah SAW bagi yang
pada 10-13 Dzulhijah memiliki kelebihan rezeki dari kebutuhan pokok (makan,
pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan) seharga ternak
(kambing/domba, sapi/kerbau, atau onta).
Daging kurban kemudian menjadi hak
fakir dan miskin untuk dinikmati agar tidak terjadi kecemburuan social antara
si kaya dan si miskin. Dengan demikian, kurban memiliki banyak hikmah baik bagi
pelaku maupun masyarakat. Apa saja hikmah kurban tersebut? Pertanyaan mendasar tersebut
perlu dijawab dengan deskripsi panjamg. Tulisan ini akan mendeskripsikan hikmah berkurban baik bagi
pelaku maupun masyarakat.
2.
Hikmah
Kurban
Hikmah kurban dapat dilihat dari
dua sisi yaitu masyarakat dan pelaku kurban itu sendiri. Bagi masyarakat,
kurban merupakan pesta bersama tanpa membedakan status sosial dan ekonomi.
Semua lapisan masyrakat sekitar tempat kurban berkumpul bau-membau untuk aktif
berproses dalam pengelolaan dari penyembelihan, pengirisan daging, pembersihan,
sampai kepada distribusinya.
Ada pancaran kegembiraan di sana
lebih-lebih anak-anak. Itulah sebabnya syariat penyembelihan tersebut
berlangsung empat hari (10-13 Dzulhijah). Begitu pula, keharaman berpuasa pada
hari-hari tersebut menunjukkan begitu besar agama Islam menaruh perhatian
terhadap masalah penyatuan antarumat Islam dan antarumat manusia, di samping
ada syariat zakat yang memiliki fungsi sama yaitu nilai kepedulian sosial. Kata ‘peduli’ berarti
mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan.
Jadi, berkurban dengan nilai kepedulian sosial berarti berkurban dengan
memperhatikan hakikat kurban sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Sedangkan hikmah kurban bagi pelakunya yang pertama adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat dari Allah
seperti dalam firman-Nya, “INNAA A’THAINAAKAL KAUTSAR FASHALLI
LIRABBIKA WANHAR” (= Sesungguhnya Kami telah memberimu nikmat yang banyak, maka
shalatlah untuk Tuhanmu dan berkurbanlah ). Nikmat Allah
SWT yang telah kita rasakan sangat banyak hingga kita tidak dapat dihitung
dengan nalar yang normal. Nikmat yamg paling besar adalah nikmat sehat dan
nikmat iman serta Islam. Namun, masih sedikit yang bisa disyukuri oleh manusia.
Kurban inilah menjadi wujud syukur manusia.
Kedua, dalam diri pelaku akan
tertanam kesucian dalam jiwanya sehingga dekat dengan Allah.
Fungsi sedekah pada umumnya adalah untuk menyucikan jiwa dan harta pelakunya.
Dengan jiwa yang suci, pelaku kurban mudah meraih derajat yang tinggi di sisi
Allah Yang Maha Suci karena kesucian akan menjadikan jiwa takwa. Derajat
tertinggi di sisi Allah hanya milik jiwa takwa.
Ketiga, dalam jiwa pelaku akan terbina
karakter patriotisme yaitu rela berkurban untuk orang lain.
Jiwa patriotik ini terbentuk karena kesadaran bahwa salah satu tanda
berhasilnya akhir perjuangan adalah kepasrahan kepada Allah yang dilakukan
sejak awal berkurban. Jiwa patriotik dalam hal ini adalah jihad fiisabilillah.
Keempat, kelak pada hari kiamat,
binatang kurban benar-benar akan datang dengan bulu-bulunya dan
tanduk-tanduknya dan kuku-kukunya serta siap mengantarkan pelakunya. Dengan kendaraan yang disediakan Allah,
pelaku kurban akan merasa aman dan nyaman walaupun melintasi api neraka menuju
tempat idaman setiap insan yaitu surga yang penuh nikmat.
Kelima, darahnya yang menetes ke bumi menjadi
ampunan bagi dosa pelaku kurban yang telah lalu.Di samping itu, darahnya juga
akan memberatkan kebajikan pada hari kiamat setelah seluruh amal dihisab di
hadapan Allah. Dengan
demikian, pelaku kurban akan mendapatkan kesempurnaan kesudahan dan kekayaan
ukhrawi yang luar biasa.
Hikmah kurban
bagi masyarakat adalah adanya nilai kepedulian sosial seperti yang telah penulis uraikan
di atas. Allah
memberi keluasan bagi fakir miskin untuk bersenang-senang menikmati daging
kurban selama empat hari. Bagi mereka, kurban bisa meningkatkan mutu
kesejahteraan dan kesehatan nya. Di samping itu, kurban juga mampu mengurangi
kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin.Dengan
meningkatnya tarah hidup masyarakat dan terkuranginya kesenjangan sosial,
keharmonisan dan keadilan akan mudah tercipta sehingga peranan Islam sebagi
agama rahmat benar-benar terwujud.
3. Penutup
Akhirnya,
kurban memiliki hikmah yang banyak, baik bagi pelaku maupun masyarakat. Wallahu a’lam bish shawab.