Kamis, 13 September 2018

Hikmah Kurban



HIKMAH KURBAN

Oleh : Abah Malikun
(Pengasuh Ponpes Al Adzkar Pucang Gading)

  1.     Pendahuluan

            Kurban merupakan ibadah sunah yang memiliki nilai historis karena bersumber dari kisah ketaatan sorang ayah kepada Tuhannya ( Ayahanda Ibrahim a.s.) dan keshalihan anak terhadap orang tuannya ( ( Ananda Ismail a.s. ). Seorang ayah sudah semesatinya menunjukkan keteladanannya di hadapan anak-anaknya perihal ibadahnya kepada Allah SWT. Begitu pula anak, sudah pasti bertingkah laku yang mencerminkan kashalihan orang tuannya.

            Keridhaan Allah terhadap kedua hamba-Nya tersebut berbuah kurban yang sekarang menjadi syariat Rasulullah SAW bagi yang pada 10-13 Dzulhijah memiliki kelebihan rezeki dari kebutuhan pokok (makan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan) seharga ternak (kambing/domba, sapi/kerbau, atau onta).[1]

             Daging kurban kemudian menjadi hak fakir dan miskin untuk dinikmati agar tidak terjadi kecemburuan social antara si kaya dan si miskin. Dengan demikian, kurban memiliki banyak hikmah baik bagi pelaku maupun masyarakat. Apa saja hikmah kurban tersebut? Pertanyaan mendasar tersebut perlu dijawab dengan deskripsi panjamg. Tulisan ini akan mendeskripsikan hikmah berkurban baik bagi pelaku maupun masyarakat.

  2.     Hikmah Kurban  

            Hikmah kurban dapat dilihat dari dua sisi yaitu masyarakat dan pelaku kurban itu sendiri. Bagi masyarakat, kurban merupakan pesta bersama tanpa membedakan status sosial dan ekonomi. Semua lapisan masyrakat sekitar tempat kurban berkumpul bau-membau untuk aktif berproses dalam pengelolaan dari penyembelihan, pengirisan daging, pembersihan, sampai kepada distribusinya.

             Ada pancaran kegembiraan di sana lebih-lebih anak-anak. Itulah sebabnya syariat penyembelihan tersebut berlangsung empat hari (10-13 Dzulhijah). Begitu pula, keharaman berpuasa pada hari-hari tersebut menunjukkan begitu besar agama Islam menaruh perhatian terhadap masalah penyatuan antarumat Islam dan antarumat manusia, di samping ada syariat zakat yang memiliki fungsi sama yaitu nilai kepedulian sosial. Kata ‘peduli’ berarti mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan.[2] Jadi, berkurban dengan nilai kepedulian sosial berarti berkurban dengan memperhatikan hakikat kurban sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.

               Sedangkan hikmah kurban bagi pelakunya yang pertama adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat dari Allah seperti dalam firman-Nya, “INNAA A’THAINAAKAL KAUTSAR FASHALLI LIRABBIKA WANHAR” (= Sesungguhnya Kami telah memberimu nikmat yang banyak, maka shalatlah untuk Tuhanmu dan berkurbanlah )[3]. Nikmat Allah SWT yang telah kita rasakan sangat banyak hingga kita tidak dapat dihitung dengan nalar yang normal. Nikmat yamg paling besar adalah nikmat sehat dan nikmat iman serta Islam. Namun, masih sedikit yang bisa disyukuri oleh manusia. Kurban inilah menjadi wujud syukur manusia.

              Kedua, dalam diri pelaku akan tertanam kesucian dalam jiwanya sehingga dekat dengan Allah.[4] Fungsi sedekah pada umumnya adalah untuk menyucikan jiwa dan harta pelakunya.[5] Dengan jiwa yang suci, pelaku kurban mudah meraih derajat yang tinggi di sisi Allah Yang Maha Suci karena kesucian akan menjadikan jiwa takwa. Derajat tertinggi di sisi Allah hanya milik jiwa takwa.

              Ketiga, dalam jiwa pelaku akan terbina karakter patriotisme yaitu rela berkurban untuk orang lain.[6] Jiwa patriotik ini terbentuk karena kesadaran bahwa salah satu tanda berhasilnya akhir perjuangan adalah kepasrahan kepada Allah yang dilakukan sejak awal berkurban.[7]  Jiwa patriotik dalam hal ini adalah jihad fiisabilillah.

              Keempat, kelak pada hari kiamat, binatang kurban benar-benar akan datang dengan bulu-bulunya dan tanduk-tanduknya dan kuku-kukunya serta siap mengantarkan pelakunya.[8]  Dengan kendaraan yang disediakan Allah, pelaku kurban akan merasa aman dan nyaman walaupun melintasi api neraka menuju tempat idaman setiap insan yaitu surga yang penuh nikmat.

             Kelima, darahnya yang menetes ke bumi menjadi ampunan bagi dosa pelaku kurban yang telah lalu.Di samping itu, darahnya juga akan memberatkan kebajikan pada hari kiamat setelah seluruh amal dihisab di hadapan Allah.[9] Dengan demikian, pelaku kurban akan mendapatkan kesempurnaan kesudahan dan kekayaan ukhrawi yang luar biasa.

              Hikmah kurban bagi masyarakat adalah adanya nilai kepedulian sosial seperti yang telah penulis uraikan di atas. Allah memberi keluasan bagi fakir miskin untuk bersenang-senang menikmati daging kurban selama empat hari. Bagi mereka, kurban bisa meningkatkan mutu kesejahteraan dan kesehatan nya. Di samping itu, kurban juga mampu mengurangi kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin.[10]Dengan meningkatnya tarah hidup masyarakat dan terkuranginya kesenjangan sosial, keharmonisan dan keadilan akan mudah tercipta sehingga peranan Islam sebagi agama rahmat benar-benar terwujud.

  3.     Penutup

              Akhirnya, kurban memiliki hikmah yang banyak, baik bagi pelaku maupun masyarakat. Wallahu a’lam bish shawab.



[1] Q.S.Alkautsar:1-3
[2] Tim Redaksi, Op.Cit. hlm. 397                                             
[3] Q.S. Al Kautsar: 1-2
[4] Prof.Dr.Hj.Huzaimah Tahido Yanggo,M.A., Masail Fiqhiyyah : Kajian Hukum Islam Kontemporer ( Bandung: Angkasa, 2005) hlm 26-27
[5] Rasulullah SAW telah mengajarkan doa menerima sedekah “Semoga Allah memberi pahala sedekahmu dan menjadikan sebagai penyuci jiwa dan hartamu seta memberkahi apapun yang Anda sisakan di rumah”
[6] Prof.Dr.Hj.Huzaimah tahido Yanggo,M.A. Op.Cit. hlm.26-27
[7] Ibnu Ajhaillah As Sakandary,Al Hikam, ( Jakarta: Citra Risalah,2012),hlm.111
[8] Muhammad Sayyid Sabiq, Fiqih Sunah 5,( Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2010),hlm 272
[9] Idris Ahmad,S.H., Fiqh Syafii ( Jakarta: Karya Indah,1984),hlm.574
[10] Prof.Dr.Hj.Huzaimah Tahido Prof.Dr.Hj.Huzaimah Tahido Yanggo,Op.Cit.hlm.26-27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PPDB MTs AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MTs  AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025   VISI MTs AL ADZKAR:  Terbentuknya anak shalih yan sehat, cerdas dan t...