Kisah Nabi Shalih
Di daerah Hijr yang terletak
antara Hizaj dan Syam, dimana tempat tersebut sekarang disebut “Madaa’in
Shalih” ada sebuah kabilah yang tinggal, namanya kabilah Tsamud. Nenek moyang
mereka nasabnya sampai kepada Saam bin Nuh.
Kehidupan mereka
makmur, mereka memahat gunung dan menjadikannya sebagai rumah. Mereka menempati
rumah itu di musim dingin untuk melindungi mereka dari hujan dan angin kencang.
Mereka juga membuat istana pada tanah-tanah yang datar yang mereka tempati di
musim panas. Allah Subhanahu
wa Ta’ala mengaruniakan kepada mereka nikmat yang begitu
banyak, Dia memberikan kepada mereka tanah yang subur, air tawar yang melimpah,
kebun-kebun yang banyak, tanaman-tanaman, dan buah-buahan. Akan tetapi, mereka
membalas nikmat tersebut dengan sikap ingkar, mereka kafir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan tidak
menyembah-Nya, yang mereka sembah malah patung dan menjadikannya sebagai sekutu
bagi Allah. Kepada patung-patung itu, mereka berdoa, mempersembahkan korban,
dan memberikan sikap tadharru’ (perendahan
diri) kepadanya.