Selasa, 15 Oktober 2019

Keutamaan Majlis Zikir


KEUTAMAAN MAJLIS ZIKIR
   -  Majlis dzikir adalah taman surga di dunia ini.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.”
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,”Barangsiapa ingin menempati taman-taman surga di dunia, hendaklah dia menempati majlis-majlis dzikir; karena ia adalah taman-taman surga.”
  -  Majlis dzikir merupakan majlis malaikat. Juga menjadi penyebab turunnya ketenangan dan rahmat Allah. Allah membanggakannya kepada malaikat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersbada:
لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Tidaklah sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat (Allah) meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan (para malaikat) yang ada di sisiNya.




Kamis, 10 Oktober 2019

Menjaga Hati


MENJAGA HATI: Apa Urgensinya
Oleh : Abah Malikun


       1.     Pendahuluan
              Masih ingatkah kita akan syair lagu karangan AA Gyim? Salah satu baitnya berbunyi,
                “Jagalah hati
                  Jangan kaukotori
                  Jagalah hati
                  Lantera hidup ini.”
Syair tersebut mengajak kita menjaga hati, jangan sampai kotor karena hati memiliki fungsi sebagai lampu yang menerangi hidup kita. Jika kotor, hati tidak akan berfunsi secara maksimal sebagai lantera yang menerangi kehidupan yang kadang gelap tak berujung.

              Hati mempengaruhi kehidupan kita. Apakah hidup kita lurus dalam hidayah-Nya atau justru penuh dengan kegiatan memenuhi hawa nafsu dan mengejar hubbud dunya (cinta dunia)? Itu semua tergantung baik atau buruknya hati kita, bersih atau kotornya hati kita, seperti telah disabdakan oleh Rasulullah SAW (yang artinya), “Ingatlah di dalam jasad ada segumpal daging. Jika daging tersebut baik, maka baiklah jasad semuanya. Jika buruk, maka rusaklah jasad semuanya. Ingatlah, dia adalah hati.”

             Selanjutnya, mengapa hati bisa menjadi kotor? Bagaimana cara menjaga hiti agar tetap terjaga kebersihan atau kesuciannya? Tulisannya ini akan memerikan jawaban keduanya dengan membahas penyebab hati menjadi kotor dan cara menjaga kebersihannya.

Jumat, 27 September 2019

Pelatihan OSIS

PELATIHAN OSIS
MTs-MA AL ADZKAR PUCANG GADING
BERSAMA 
Bp. Drs. H. Suratno Ohara (Motivator dan Guru SMA 5 Semarang)










Rabu, 04 September 2019

Santunan Anak Yatim

Mari Menyayangi
Anak Yatim
Renungan Asy Syuro
(10 Muharram 1441 H)




Pengajian Padang Rembulan
Pondok Pesantren Al Adzkar

Jl. Pucang Tama IX / 20 Pucang Gading Mranggen Demak 
Telp. (024) 76743744  HP. 085225755750

Senin, 26 Agustus 2019

Keutamaan Orang Berilmu


UTAMANYA ORANG YANG BERILMU

 أَخُو الْعِلْمِ حَيُّ خَالِدٌ بَعْدَ مَوْتِهِ ۞ وَأَوْصَــــالُهُ تَحْتَ التُّرَابِ رَمِيْـــــمُ

WONG DUWE ILMU URIP LANGGENG SAKWUSE MATI

DENE ADON-ADONE BOSOK NING NGISORE BUMI

 وَذُوالْجَهْلِ مَيْتٌ وَهُوَ يَمْشِى عَلَى الثَّرَى ۞ يُــظَنُّ مِنَ اْلاَحْيَـــاءِ وَهُوَ عَدِيْــمُ

WONG BODO MATINE HAALE MELAKU NING DUWURE BUMI

DEN NYONO WONG KANG URIP NANGING PODO WONG MATI

Orang yang berilmu akan tetap hidup setelah matinya walaupun tulang-tulangnya telah hancur di bawah bumi, sementara orang yang bodoh telah mati walaupun masih berjalan di atas bumi, dia menganggap bahwa dirinya hidup padahal sebenarnya dia telah tiada.

Santunan Anak yatim

SANTUNAN ANAK YATIM
PONPES AL ADZKAR PUCANG GADING MRANGGEN DEMAK

Senin, 9 September 2019 (10 Muharam 1441 H)
Pukul : 19.30 - Selesai



Rabu, 10 April 2019

Menciptakan Pemilu Damai


MENCIPTAKAN  PEMILU DAMAI: 
Sebuah Keharusan
Oleh : Abah Malikun
(Pengasuh Ponpes Al Adzkar Pucang Gading Mranggen Demak)


1. Pendahuluan                                                                                       
               Sebagai negara demokratis, Indonesia menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) setiap lima tahun untuk memilih anggota DPR, DPRD I, DPRD II, DPD, dan untuk tahun ini bersamaan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) masa bakti 2019-2024. Baik Pemilu maupun Pilpres merupakan pesta demokrasi yang di dalamnya terdapat semangat dan kegembiraan seluruh rakyat. Tidak ada yang tersakiti, tidak ada yang tersisih, semuanya harus mau menerima hasil dengan gembira pula.

              Negara memberi hak kepada seluruh rakyat untuk dipilih (hak pilih pasif) dan memilih hak pilih aktif) sesuai dengan undang-undang atau ketentuan yang telah disepakati bersama baik oleh wakil rakyat (DPR) maupun lembaga yang berwenang (KPU). Hak untuk dipilh diberikan oleh negara kepada partai peserta pemilu dan siapa saja yang layak menurut ketentuan yang berlaku. Semuanya memiliki visi dan misi yang mulia untuk kejayaan negara dan bangsa ini. Oleh karena itu, kualitas mereka secara admistratif pasti sudah terjamin.

              Bagaimana halnya dengan kualitas pribadi? Untuk mengenali kualitasnya, perlu dilihat rekam jejak keterlibatan mereka dalam membangun bangsa dan negara bukan hanya mengobral janji atau bahkan menebar fitnah kepada lawan politiknya. Rekam jejak yang dimaksud adalah aksi dan pribadi mereka dalam kancah politik, sosial, agama dalam masyarakat.

Senin, 28 Januari 2019

Nabi Ibrahim A.S.

Kisah Nabi ibrahim A.S.

Nabi Ibrahim adalah putra Azar, keturunan Syam bin Nuh. Pada masa itu raja Namrud yang bertahta di negeri Mausul mengeluarkan undang-undang yang memerintahkan agar membunuh setiap anak laki-laki yang lahir di negeri Mausul. Keadaan ini sama dengan zaman Nabi Musa. Namun berkat rahmat Allah, Nabi Ibrahim lahir dengan selamat.

Orang tuanya menyembunyikan Nabi Ibrahim di dalam gua. Atas izin Allah Nabi Ibrahim tidak mati, padahal tidak seseorang pun yang memeliharanya. Tidak seekor binatang buas pun yang mengganggunya. Bila lapar dan haus ia hanya menghisap ujung jarinya maka keluarlah air susu.

Sejak kecil, Nabi Ibrahim telah terpelihara dari segala perbuatan jahat. Ketika usianya meningkat dewasa, Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari batu dan tidak mampu berbuat apa-apa itu disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya, kemudian ia mulai berpikir tentang Tuhan.

PPDB MTs AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MTs  AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025   VISI MTs AL ADZKAR:  Terbentuknya anak shalih yan sehat, cerdas dan t...