Kamis, 10 Oktober 2019

Menjaga Hati


MENJAGA HATI: Apa Urgensinya
Oleh : Abah Malikun


       1.     Pendahuluan
              Masih ingatkah kita akan syair lagu karangan AA Gyim? Salah satu baitnya berbunyi,
                “Jagalah hati
                  Jangan kaukotori
                  Jagalah hati
                  Lantera hidup ini.”
Syair tersebut mengajak kita menjaga hati, jangan sampai kotor karena hati memiliki fungsi sebagai lampu yang menerangi hidup kita. Jika kotor, hati tidak akan berfunsi secara maksimal sebagai lantera yang menerangi kehidupan yang kadang gelap tak berujung.

              Hati mempengaruhi kehidupan kita. Apakah hidup kita lurus dalam hidayah-Nya atau justru penuh dengan kegiatan memenuhi hawa nafsu dan mengejar hubbud dunya (cinta dunia)? Itu semua tergantung baik atau buruknya hati kita, bersih atau kotornya hati kita, seperti telah disabdakan oleh Rasulullah SAW (yang artinya), “Ingatlah di dalam jasad ada segumpal daging. Jika daging tersebut baik, maka baiklah jasad semuanya. Jika buruk, maka rusaklah jasad semuanya. Ingatlah, dia adalah hati.”

             Selanjutnya, mengapa hati bisa menjadi kotor? Bagaimana cara menjaga hiti agar tetap terjaga kebersihan atau kesuciannya? Tulisannya ini akan memerikan jawaban keduanya dengan membahas penyebab hati menjadi kotor dan cara menjaga kebersihannya.


      2.      Penyebab Hati Kotor
              Paling tidak ada empat penyebab kotornya hati.[1] Pertama, Makanan yang kita makan tanpa mempertimbangkan halal dan haramnya. Makanan yang demikian akan mendesak munculnya syahwat dan kadang kita sulit mengendalikannya. Mestinya yang mengendalikan kehidupan itu adalah hati, tetapi nafsu mendominasi menejemennya sehingga hati menjadi gelap dan kotor.

              Penyebab kedua adalah pertemanan dengan orang yang zalim. Benar kata Rasul SAW bahwa agamamu tergantung agama kawanmu. Jika agama kawan kita baik, maka agama kita akan baik. Sebaliknya, jika agama kawan kita buruk, maka agama kta akan memburuk juga. Jika kawan kita zalim, maka tanpa disadari, lambat atau cepat kita akan menjadi zalim juga.

              Tingginya angan-angan merupakan penyebab hati kotor yang ketiga. Kita sering berangan-angan yang tinggi. Memiliki rumah besar, mobil mewah, harta yang berlimpah, isteri cantic dan sebagainya. Angan-angan yang tidak sesuai dengan kenyataan hidup mendorong kita mengambil jalan pintas dan menghalalkan segala cara demi mewujudkannya. Sedangkan hati dengan nalurinya sering membisikkan agar kita  kita waspada. Jika kata hati tidak kita indahkan, hati menjadi gelap dan kotor.

              Penyebab keempat hati kotor adalah melupakan dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Sikap menganggap dirinya suci dan menganggap orang lain kotor akan menumbuhkan sikap angkuh dan sombong. Yang demikian ini menyebabkan mudah menyalahkan orang lain dan sulit mencari kesalahan sendiri. Pepatah mengatakan, “Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak. Dosa sendiri yang tidak pernah disentuh dengan istighfar dan tobat akan semakin mengotori hati kita.

     3.      Cara Menjaga Hati
             Agar hati tetap terjaga kebersihan atau kesuciannya, kita harus menghindari hal-hal yang menyebabkan hati menjadi kotor seperti yang telah tersebut di atas. Di samping itu, ada beberapa cara agar hati kita terjaga kebersihannya. Pertama, kita harus meningkatkan harapan kepada rahmat Allah SWT (raja). Allah SWT adalah Zat Yang Menjadikan hidup dan mati agar kita teruji mana yang paling baik amalnya.[2] Mestinya kita selalu berharap akan kasih sayang-Nya agar kita dibimbing oleh-Nya dalam menjalani kehidupan ini. Kenyakinan akan rahmat-Nya menjadikan hati tenang dan bersih.

             Cara kedua adalah meningkatkan rasa takut kepada Allah SWT (hauf). Dengan mendawamkan rasa takut kepada-Nya, ucapan dan perbuatan kita kan terjaga dari hal-hal yang tidak mendapat keridhaan-Nya. Keyakinan akan pengawasan-Nya, menjadi hidup semakin lurus dan bermutu. Hati menjadi lebih tenang dan tentram.

              Meningkatkan rasa cinta kita Allah SWT (hubb) adalah cara yang ketiga. Cinta mampu menumbuhkan sikap sami’naa wa’atha’nan ( kami mendengar dan kami taat). Dengan selalu menjaga ketaatan kepada-Nya, hidup akan selalu terarah dan bergairah dengan mendapatkan hasil berlimpah di dunia hingga akhirat. Dengan mencinta-Nya, kita akan mendapatkan cinta-Nya dan pengampunan-Nya.[3] Cinta-Nya dan Pengampunan-Nya sudah cukup bagi kita untuk hidup bahagia dunia akhirat. Kebahagian yang demikian akan menjadikan hati kan selalu terjaga kebersihan  dan kesuciannya.

      4.      Penutup
             Akhirnya, hati kita bisa menjadi kotor karena makanan yang kita makan, berteman dengan orang zalim, pajang angan-angan, dan melupakan dosa-dosa yang lalu. Adapun cara menjaga hati agar tetap barsih dan suci adalah menghindarkan diri dari hal-hal yang menyebabkan hati kotor. Di samping itu, kita harus meningkatkan raja, hauf, dan hubb kepada Allah SWT. Wallahu a’lam bish shawaab.


[1] Demikian dikatakan Tgk Sirajuddin, Pimpinan Dayah Khamsatu Anwar Gampong Teunong Darul Amanah yang dimuat dalam Hidayatullah.com
[2] Q.S. Almulk: 2
[3] Q.S. Ali Imran: 31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PPDB MTs AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MTs  AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025   VISI MTs AL ADZKAR:  Terbentuknya anak shalih yan sehat, cerdas dan t...