Kamis, 03 Mei 2018

Mempersiapkan diri untuk bulan yang suci



MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK BULAN YANG SUCI

Oleh : Abah Malikun
(Pengasuh Ponpes Al Adzkar Pucang Gading)



     1.      Pendahuluan

             Waktu terus berlalu; dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun hingga tidak terasa Ramadhan (=bulan suci) hampir tiba kembali. Doa yang diajarkan Rasulullah SAW terus kita ucapkan bahkan menjadi puji-pujian di masjid-masjid atau mushala-mushala, Allahumma barik lanaa fii rajaba wasya’bana wabalighna ramadhana   (=Ya Allah berkahi kami pada Rajab dan Sya’ban serta antarkan kami menikmati keindahan Ramadhan yang suci). Dengan doa tersebut, kita senantiasa diingatkan tentang kesiapan menikmati kesucian Ramadhan.

             Sya’ban merupakan jembatan yang menghubungkan bulan Haram/Rajab dan bulan Suci/Ramadhan. Para ulama menyebul Sya,ban sebagai syahrun litathhirul qalbi (=bulan untuk membersihkan hati) untuk menyongsong bulan suci Ramadhan. Bersih-bersih dalam kenteks tersebut adalah bertobat dari semua dosa agar dalam bulan suci tersebut kita dapat mmerasakan kenikmatannya. Di samping itu, hati harus ditanamkan rasa senang akan datangnya bulan suci Ramadhan karena rasa senang tersebut diberi pahala berupa terhalangnya jasad dari api neraka pada hari kiamat.[1]

             Bagaimana pun keadaan kita, apakah kita siap atau tidak siap, maka bulan Ramadhan pastilah akan datang, dan tentu beruntunglah orang yang sudah mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan, karena dengan persiapan tentu saja hasilnya akan lebih baik. Berbicara tentang persiapan, apa yang mesti kita persiapkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan? Berikut ini, penulis berikan beberapa hal yang dapat kita jadikan referensi.


      2.      Persiapan Diri

             Persiapan pertama adalah persiapan iman. Iman adalah dasar semua amal kebaikan dan tanpanya amal kita pasti tertolak. Dalam Alquran disebutkan “man ‘amila shalihan fahuwa mukmin” yang berarti barang siapa beramal shalih sedangkan dia adalah mukmin… Dengan demikian iman harus kita perbarui kembali dengan banyak berzikir. Rasulullah bersabda, “Jaddiduu imaanakum bikatsrati qauli laailaahaillallah” (=Perbarui iman kalian dengan memperbanyak mengucapkan laailaahaillallah [tiada tuhan selain Allah]. Panggilan puasa juga dikhususkan bagi orang-oran yang beriman. Allah SWT telah berfirman, “Yaa ayyuhalladziina aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu kamaa kutiba ‘alalladziina minqablikum la’allakum tattaquuna” (=Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa).[2]

            Persiapan keimanan lain berupa pengendalian diri sejak sekarang untuk tidak melakukan maksiat, seperti menjaga pandangan dan lain-lain. Kebiasaan menahan diri pada bulan Sya’ban ini  akan memudahkan kita menahan diri di bulan suci Ramadhan sehingga ibadah puasa kita  menjadi sempurna.[3]

             Persiapan kedua adalah persiapan fisik. Ramadhan adalah bulan ketika kita melakukan kebaikan maka kita akan mendapatkan pahala yang berlipat, ibadah sunnah akan mendapatkan pahala wajib dan pahala ibadah wajib berlipat-lipat, sangat disayangkan ketika tiba bulan Ramadhan dan kita dalam kondisi sakit, maka kita tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang berlipat. Persiapan fisik bisa dilakukan dengan cara berolah raga secara rutin serta sudah membiasakan diri dengan puasa sunnah.[4] Tidak kalah pentingnnya adalah puasa qadha jika tahun lalu kita masih memiliki utang puasa.

              Persiapan ketiga adalah persiapan keilmuan. Beribadah termasuk berpuasa tanpa ilmu dapat dibaratkan berjalan tanpa arah dan tujuan. Berpuasa tanpa ilmu puasa akan menjadikan puasa kita akan tertolak. Rasulullah SAW bersabda (yang artinya). ”Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan  yang bukan urusan  kami, maka ibadah tersebut tertolak”.[5] Hadits ini mewajibkan kita untuk berpuasa seperti yang dicontohkan Beliau SAW. Untuk dapat memahami puasa yang benar tentu kita harus mempelajari kitab-kitab fiqh terutama fiqhush shiyaam.

              Dengan memahami tata cara ibadah puasa yang benar  kita pasti meraih pahala karena pelaksanaannya berpedoman pada keteladanan Rasulullah SAW. Sebaliknya, jika puasa kita asal-asalan tanpa ilmu maka puasa kita maka pelaksanaannya tidak akan sempurna,. Puasa yang tidak sempurna pasti akan tertolak.

             Persiapan keempat adalah persiapan ekonomi. Persiapan tersebut berupa kecukupan ekonomi keluarga untuk lebih banyak berbagi berupa bersedekah untuk fakir dan miskin serta siapa saja yang membutuhkan. Alangkah indahnya saat kita menikmati hidangan berbuka atau saur orang lain di sekitar kita juga merasakan  kenikmatan yang sama karena pemberian kita. Untuk menyempurnakan puasa, kita juga membayar zakat fitrah dan zakat mal bagi yang memiliki harta yang sudah memenuhi ketentuan nishab.

      3.      Penutup

            Akhirnya, untuk meraih kesempurnaan ibadah pada bulan yang suci, kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan diri tersebut berupa persiapan keimanan, fisik, keilmuan, dan ekonomi.Wallahu a’lam bish shawab.


[1] Hadits Rasulullah SAW yang dinukil dalam kitab Durratun Nashihin hlm. 7
[2] Quran surat Albaqarah: 183
[3] Duratun Nashihiin hlm. 208
[4] Ibid
[5] H.R. Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PPDB MTs AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MTs  AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025   VISI MTs AL ADZKAR:  Terbentuknya anak shalih yan sehat, cerdas dan t...