Rabu, 05 Februari 2020

Memahami Kelemahan Manusia


MEMAHAMI KELEMAHAN MANUSIA

       1.      Pendahuluan
              Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna. Kesempurnaannya bisa dilihat dari fisiknya yang sangat indah dibanding makhluk-Nya yang lain. Dengan akalnya, manusia bisa menutupi tubuhnya sehingga nampak lebih cantik atau ganteng. Begitu pula dengan jiwa artistiknya, manusia bisa menghias dirinya menjadi lebih dari sekedar manusia tetapi nampak seperti bidadari.

              Manusia yang bisa menggunakan kecerdasan akal dan kesucian jiwanya bisa menyamai malaikat dalam hal kebaikannya. Dalam hal ini, Allah dengan jelasnya menyebut manusia sebagai ahsan taqwiim (=sebaik-baik bentuk).[1] Namun demikian, manusiaa juga dilengkapi dua potensi yang saling bertentangan dalam satu kondisi yaitu potensi positif (taqwa) dan poptensi negatif (fujur).[2] Itulah sebabnya, dalam kondisi yang sama, ada manusia yang berbuat baik dan ada manusia yang buruk. Sebagai contoh, ketika menerima cobaan, ada manusia yang sabar ada manusia yang terus mengeluh. Begitu pula, ketika menerima nikmat, ada manusia yang bersyukur dan ada yang kufur.

              Sisi kelemahan manusia perlu dikenali sehingga muncul sikap yang arif baik manusia itu sendiri maupun manusia yang berada di sekitarnya. Bagi diri sendiri, memahami kelemahan manusia akan menumbuhkan sikap waspada dan berhati-hati baik dalam tutur kata, perbuatan, ataupun sikap. Manusia semestinya bersikap bijaksana ketika mendapati manusia lain bertutur kata, bertindak maupun bersikap yang bertentangan dengan tatanan yang baik dan benar. Lalu apa kelemahan yang ada pada diri manusia? Allah telah menjelaskan kelemahan tersebut dengan rinci dalam Alquran.

2.      Kelemahan Manusia menurut Alquran

             Kelemahan manusia atau bisa disebut sebagai potensi negatif telah dijelaskan oleh Allah dalam Alquran sangat banyak. Dalam tulisan ini, hanya akan diuraikan beberapa saja sekedar sebagai pengantar untuk memperbaiki manusia menjadi lebih baik.

             Kelemahan pertama adalah manusia diciptakan dalam keadaan lemah ( Khuliqal insaanu dha’iifa ).[3] Kelemahan manusia sudah diberitakan oleh Sang Pencipta, Allah SWT. Jika dihubungkan dengan ayat sebelumnya, kelemahannya dalam  hal tidak bisa mengendalikan syahwatnya sehingga sering berbuat dan bertindak yang melampaoi batas. Ayat sesudahnya memberikan sinyal bahwa kelemahan manusia terletak pada hal hanya berpikir kebutuhan jasmani sehingga sering ambil makanan tanpa memperhatikan halal atau haramnya, berkah atau madharatnya.[4]
              Kelemahan kedua adalah manusia dalam keadaan tergesa-gesa ( Wakaanal insaanu ‘ajuulaan ).[5] Ketergesaan manusia nampak pada segera keinginannya dikabulkan oleh Allah. Manusia yang kufur ingin segera melihat azab-Nya. Mereka menantang Rasul-Nya untuk segera mendatangkan azab yang dijanjikan bagi yang kufur ayat padahal Allah SWT juga mengancam untuk segera mendattangkan segera azab yang mereka minta.[6] Manusia juga sering permohonan dalam doanya segera dikabulkan. Doa manusia pasti dikabulkan Allah SWT.[7] Allah mengabulkannya dalam tiga cara, yaitu:
a.      Dikabulkan saat itu juga,
b.      Ditunda untuk diberikan di akhirat,
c.       Dijauhkan dari coba yang semestinya menimpanya.[8]

              Kelemahan ketiga adalah manusia selalu berkeluh kesah ( Innal insaana khuliqa haluu’a ).[9] Keluh kesah itu nampak sekali ketika musibah atau cobaan menimpanya. Kadang-kadang, saat mendapat nikmat pun masih sempat berkeluh kesah karena dirasa kurang sesuai dengan keinginannya. Manusia tidak bersyukur bahwa hidup itu sendiri sudah sepaket dengan nikmat yang Allah berikan bahkan mereka tidak mampu menghitungnya. Mereka tidak memperhatikan penghuni rumah sakit karena sakitnya, penghuni kamp pengungsian karena musibah menimpanya. Sudah semestinya, manusia bisa bersabar saat mendapatkan musibah, dan bersyukur saat mendapatkan nikmat.

              Kelemahan keempat adalah manusia mudah putus asa ( Innahuu lauusun kafuur ).[10] Sudah kodratnya manusia menghadapi masalah hidup. Secara alami, manusia dibekali insting untuk menghadapinya. Namun, manusia kadang mudah putus asa, mengambil jalan pintas untuk keluar dari masalah. Ada manusia yang terus berproses mendaki jalan untuk mengatasi masalah tetapi belum sampai puncak sudah berhenti bahkan berbalik arah. Bentuk putus asa mereka adalah bermalas-malasan setelah gagal usahanya, tidak bersemangat berusaha kembalai setelah gagal, tampak murung /tidak ada gairah untuk berusaha, dan mudah terpancing emosinya.

              Kelemahan kelima adalah paling banyak membantah ( Wakaanal insaanu aktsara syaein jadala ).[11] Allah menciptakan manusia dan mengutus sebagian dari mereka menjadi rasul untuk menyampaikan risalah atau agama-Nya.Risalah atau agama pada dasarnya adalah pedoman untuk menjadikan manusia sebagai manusia. Namun, mereka membantah risalah yang dibawa para Rasul SAW. Mereka yang membantah dibinasakan dan yang beriman diselamatkan. Ingat kisah umat Nabi Nuh, umat Nabi Luth, Nabi Sholeh, dan yang lainnya? Musibah yang menimpa sebagian wilayah bumi merupakan azab kecil sebagai peringatan bagi manusia yang membantah perintah Allah SWT.

3.      Penutup

              Akhirnya, perlu disadari manusia bahwa dirinya memiliki kelemahan yang digambarkan Allah SWT dalam Alquran seperti diciptakan dalam keadaan lemah, tergesa-gesa, sering melampaoi batas, berkeluh kesah, mudah putus asa, dan banyak membantah. Wallahu a’lam bishshawab.

[1] Q.S.Attiin: 4
[2] Q.S.Syams: 8
[3] Q.S.Annisa: 28
[4] Q.S.Annisa: 27 dan 29
[5] Q.S.Alisraa:11
[6] Q.S.Alisraa: 18
[7] Q.S.Alghafir:60
[8] H.R.Ahmad
[9] Q.S.Alma’arij: 19
[10] Q.S.Hud: 19
[11] Q.S.Alkahfi: 54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PPDB MTs AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MTs  AL ADZKAR TAHUN 2024/ 2025   VISI MTs AL ADZKAR:  Terbentuknya anak shalih yan sehat, cerdas dan t...