KISAH PERANG BADAR
Perang
Badar adalah perang saudara. Kaum kafir dengan kaum Muslimin hanya dipisahkan
oleh kebencian atas perbedaan agama di antara mereka. Di antara kaum yang
bertikai itu, berhadapan ayah melawan anak, paman melawan keponakan, kakak
melawan adik, dan saudara melawan saudara lainnya. "Kenapa tidak
kita biarkan saja Muhammad melakukan apa yang dia mau?" teriak Utbah bin Rabiah yang pernah
merasa ketakutan ketika berhadapan dengan Rasulullah Saw. untuk membujuk beliau
agar tidak menyiarkan agama baru. "Menyerang Muhammad berarti kita
membunuh anak-anak dan saudara kita sendiri!"
Ternyata,
ucapan itu sudah membuat sebagian Kaum Quraisy menyadari bahwa sekarang mereka
akan berperang melawan saudara-saudara sendiri. Mereka mendukung usulan
Utbah. Abu Jahal pun
marah melihat pasukannya berpikiran seperti itu. Dalam dadanya, Abu Jahal
sangat ingin melihat Nabi Muhammad Saw. cepat terbunuh. "Pengecut kalian
semua! Pulanglah kalian menyusu pada ibumu kalau kalian takut menghadapi
pasukan Muhammad!" teriaknya dengan wajah memerah karena amarah.
Abu Jahal adalah orang yang
cukup disegani di kalangan Kaum Quraisy. Kali ini pun, dia yang memimpin
pasukan. Tidak ada satu prajurit pun yang berani melawannya. Mereka memilih
kembali berperang melawan Kaum Muslimin, meskipun mereka harus berhadapan dengan
saudara sendiri.
Pagi-pagi
sekali, peperangan pun segera dimulai. Pasukan Quraisy menyerbu dengan cepat ke
arah pasukan Rasulullah Saw. yang sudah bersiaga untuk menahan gempuran mereka.
Meskipun Kaum Muslimin hanya berjumlah tiga ratus orang, mereka tidak takut
menghadapi serangan lawan. Rasa keimanan dan ketakwaan yang membuat mereka
berani melawan musuh-musuhnya. Mereka tidak memiliki perlengkapan perang yang
lengkap dan bagus, tetapi mereka percaya Allah Swt. akan selalu bersama mereka.
Allahu Akbar!
Denting
pedang pun beradu. Anak-anak panah meluncur dan menancap pada setiap tubuh
musuh. Jeritan kesakitan beradu dengan suara dentingan pedang dan darah yang
mengalir membasahi tanah Badar. Kedua pasukan bertarung dengan semangant. Tak
ada satu pun yang mau mengalah dan takluk pada musuhnya. Kemenangan perang
adalah kemenangan bagi kaumnya. Kaum muslimin pun merasakan hal tersebut.
Mereka sangat membutuhkan kemenangan agar Islam bisa berdiri tegak di tanah
Arab. Mereka sudah bosan menjadi bahan caci maki dan siksaan kaum kafir.
Semangan itulah yang mengobarkan perjuangan mereka meskipun harus
mempertaruhkan jiwa dan raga mereka.
Ternyata,
cukup berat bagi pasukan Nabi Muhammad Saw. untuk mengalahkan Kaum Quraisy yang
sangat banyak. Lambat laun, Kaum Muslimin terdesak mundur oleh serangan lawan.
Satu per satu, prajurit Muslim gugur sebagai syahid dan tak ada lagi bantuan
yang bisa mereka harapkan. Mereka merasa kekalahan sudah ada di hadapan mereka.
Kematian akan segera menjemputnya. Rasulullah Saw. begitu sedih melihat
pasukannya terdesak mundur dan semangat sehingga mereka mulai melemah. Mereka
terlihat sudah pasrah dan hanya menunggu ajal datang menjemput. Dalam kondisi
tersebut, Rasulullah Saw. memanjatkan doa kepada Allah Swt untuk meminta
pertolongan dan perlindungan-Nya.
Allah
Swt. menurunkan firman-Nya kepada Rasulullah Saw., bahwa akan datang bala
bantuan seribu malaikat untuk membantu perjuangan mereka. Rasulullah Saw.
memberitahukan kabar gembira tersebut kepada Abu Bakar agar disebarkan kepada
seluruh pasukannya. Tentu saja, berita itu disambut gembira oleh seluruh
pasukan Rasulullah Saw. Semangat mereka tiba-tiba saja bergeloa kembali. Mereka
seolah melihat kemenangan perang ada di hadapan mereka. Pedang mereka pun
terayun kembali dengan cepat dan memburu prajurit masuh yang mencoba mendekati
mereka. Tak ada lagi rasa takut dan letih di hati mereka karena Allah Swt.
sudah bersama mereka melalui malaikat-malaikat yang diutus-Nya.
Sesungguhnya,
Allah Swt. menurunkan firman itu sebagai berita gembira bagi seluruh Kaum
Muslimin agar mereka menjadi tenang dan tenteram. Turunnya malaikat hanyalah
sebagai pendamping mereka dan meningkatkan kembali semangat juang yang melemah.
Akhirnya, Kaum Muslimin dapat berbalik menyerang musuh dan memukul mundur
sampai akhirnya mereka kocar-kacir meninggalkan peperangan. Kaum Muslimin
bersorak gembira menyambut kemenangan besar yang sudah mereka raih. Rasanya
tidak dapat dipercaya apabila Kaum Quraisy yang sedemikian banyaknya dapat
dikalahkan oleh mereka yang hanya berjumlah sedikit.
Pada
pertempuran Badar itu, Abu Jahal,
Utbah bin Rabiah, Umayah bin Khalf,dan beberapa pemuka Kaum Quraisy
lainnya terbunuh. Meskipun demikian, kematian mereka tidak membuat penyebaran
agama Islam menjadi lebih mudah di Kota Makkah. Cobaan dan rintangan tetap
selalu menghadang Rasulullah Saw. dalam setiap langkah-langkahnya.
Demikianlah uraian
tentang Dahsyatnya Perang Badar, semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar